MAKALAH
ASBAB AN-NUZUL
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah :
Mabahits fi Ulumul Qur’an
Dosen Pengampu : Muslich Marzuki Mahdhor, Lc. M.Ag
Disusun Oleh:
1. Titi Haryati
2. Erniwati
SEKOLAH
TINGGI ILMU AGAMA ISLAM (STIA)
MADANIAH
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT
atas Rahmat dan hidayah-Nya karena Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah ini, Shalawat dan Salam kita hanturkan kepada
nabi Muhammad SAW yang telah memimbing kita di jalan yang baik. dan makalah ini
penulis buat atas tugas yag diberikan dosen mata kuliah, yang berjudul “ASBAB
AN NUZUL”
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak
mendapat bantuan untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih, dan tak
lupa penulis juga sadar makalah ini masih banyak kekurangan maka penulis sangat
mengharapkan kritikan maupun saran yang sifatnya membangun untuk
kesempurnaan penyusunan nakalah selanjutnya.
Penulis
|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang ................................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah ............................................................................. 1
1.3
Tujuan Penulisan
............................................................................... 2
1.4
Manfaat Penulisan ..................................................................... ....... 2
BAB II PEMBAHASAN
.................................................................................... 3
2.1
Pedoman
Mengetahui Asbab An-Nuzul.......................................... 3
2.2
Definisi Asbab
An-Nuzul................................................................. 2
2.3
Manfaat
Mengetahui Asbab An-Nuzul............................................ 4
2.4
Yang Dianggap
Allah Lafazh yang Umum, Bukan Sebab yang Khusus 4
2.5
Redaksi Asbab
An-Nuzul................................................................ 5
2.6
Beberapa Riwayat
Mengenai AsbabAn-Nuzul ............................... 5
2.7
Banyak Ayat Satu
Sebab ................................................................ 6
2.8
Ayat Lebih
Dahulu Turun Daripada Hukumnya ............................. 6
2.9
Beberapa Ayat
Turun Berkaitan Dengan Satu Orang ..................... 7
2.10 Faedah
Mengetahui Asbab An-Nuzul Dalam Medan Pendidikan Dan Pengajaran 8
2.11 Korelasi
Antara Ayat dengan Ayat, Surat dengan Surat ................ 8
BAB
III KESIMPULAN ................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Al-Qur’an
adalah mukjizat bagi umat islam yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW untuk
disampaikan kepada umat manusia. Al-Qur’an sendiri dalam proses penurunannya
mengalami banyak proses yang mana dalam penurunannya itu berangsur-angsur dan
bermacam-macam nabi menerimanya. Kita mengenal turunnya Al-Qur’an sebagai
tanggal 17 Ramadhan. Maka setiap bulan 17 Ramadhan kita mengenal yang namanya
Nuzulul Qur’an yaitu hari turunnya Al-Qur’an.
Mengetahui
latar belakang turunnya ayat-ayat Al-Qur’an, akan menimbulkan perspektif dan
menambah khazanah perbendaharaan pengetahuan baru. Dengan mengetahui hal tersebut
kita akan lebih memahami arti dan makna ayat-ayat itu dan akan menghilangkan
keraguan-keraguan dalam menafsirkannya. Dalam penurunan Al-Qur’an terjadi di
dua kota yaitu Madinah dan Mekkah. Surat yang turun di Mekkah disebut
dengan Makkiyah sedangkan surat yang turun di Madinah disebut dengan surat
Madaniyah.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang dikemukakan diatas dapat dirumuskarumusan
masalah sebagai berikut :
1.
Apa pedoman mengetahui Asbabun nuzul?
2.
Apa definisi Asbab An-Nuzul?
3.
Apa saja manfaat mengetahui Asbab An-Nuzul?
4.
Apa yang dianggap Allah Lafazh yang umum, bukan Sebab yang
Khusus?
5.
Redaksi Asbab An-Nuzul
6.
Beberapa Riwayat mengenai Asbab An-Nuzul
7.
Banyak ayat satu sebab
8.
Ayat lebih dahulu turun daripada hukumnya
9.
Beberapa ayat turun berkaitan dengan satu orang
10. Faedah mengetahui Asbab An-Nuzul dalam medan Pendidikan dan Pengajaran
11.
Bagaimana korelasi antara yaat dengan ayat, surat dengan
surat?
1.3 Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan penulisan makalah atau karya tulis ini adalah sebagaimana
berikut:
1.
Untuk mengetahui pengertian dari Asbabun nuzul
itu.
2.
Untuk mengetahui macam-macam dari asbabun nuzul.
3.
Untuk mengetahui faedah (manfaat) dari mempelajari
asbabun nuzul itu.
1.4 Manfaat Penulisan
1.
Memberi pengetahuan baru tentang Asbabun Nuzul.
2.
Memberi pengetahuan untuk mempermudah dalam penafsiran
Al-Qur’an
3.
Member pengetahuan baru kepada pembaca perihal Asbabun
Nuzul..
BAB
II
PEMBAHASAN
1.1 Pedoman Mengetahui Asbab An-Nuzul
Untuk
mengetahui asbab an-nuzul secara shahih, kita harus hati-hati, tidak
diperbolehkan main akal-akalan dalam asbab an-nuzul Alquran. Karena ulama salaf
seperti Muhammad bin Sirin mengatakan,
“Ketika kutanyakan kepada Ubaidah mengenai satu ayat Alquran, dia menjawab; Bertakwalah
kepada Allah dan berkatalah benar. Karena orang-orang yang mengetahui mengenai
apa Alquran itu diturunkan telah meninggal semua.” (yaitu para sahabat)
1.2 Definisi Asbab An-Nuzul
Setelah
dikaji dengan cermat, sebab turunnya suatu ayat itu berkisar pada dua hal :
1.
Jika terjadi
suatu peristiwa, maka turunlah ayat Alquran mengenai peristiwa itu. Contohnya:
ketika Rasulullah Saw. mulai berdakwah secara terang-terangan, mengumpulkan
manusia di bukit Shafa. Hal itu seperti diriwayatkan dari Ibnu Abbas, turun
ayat. “Dan peringatkan kerabat-kerabatmu yang terdekat.”
2.
Apabila
Rasulullah Saw. ditanya tentang sesuatu hal maka turunlah ayat Alquran
menerangkan hukumnya.
Contohnya:
ketika Khaulah binti Tsa’labah mengadu kepada Rasulullah Saw. karena terkena
zihar oleh suaminya, Aus bin Shamit.maka turunlah ayat. Secara singkat
definisi Alquran diturunkan, sebagai penjelas terhadap apa yang terjadi, baik
berupa peristiwa maupun pertanyaan.
2.3 Manfaat Mengetahui Asbab An-Nuzul
a.
Mengetahui
hikmah pemberlakuan suatu hukum, dan perhatian syariat terhadap kemaslahatan
umum dalam menghadapi segala peristiwa sebagai rahmat bagi umat.
b.
Memberi batasan
hukum yang diturunkan dengan sebab yang terjadi, jika hukum itu dinyatakan
dalam bentuk umum. Ini bagi yang berpendapat al- ‘ibrah bikhushush as-sabab la
bi ‘umum al-lafzhi (yang menjadi pegangan adalah sebab yang khusus, bukan
lafazh yang umum)
c.
Apabila lafazh
yang diturunkannya itu bersifat umum dan ada dalil yang menunjukkan
pengkhususannya, maka adanya asbab an-nuzul akan membatasi takhshish
(pengkhususan) itu hanya terhadap yang selain bentuk sebab. Dan tidak
dibenarkan mengeluarkannya (dari cakupan lafazh yang umum itu), karena masuknya
bentuk sebab ke dalam lafazh yang umum itu bersifat qath’i (pasti, tidak
bisa diubah). Maka ia tidak bisa
dikeluarkan sebagai ijtihad, karena ijtihad itu bersifat zhanni (dugaan).
Contoh : (QS. An-Nur [24]: 23-25) ayat initurun berkenaan dengan dengan Aisyah
secara khusus, atau bahkan istri-istri Nabi lainnya.
d.
Mengetahui sebab
turunya ayat adalah cara terbaik untuk memahami Alquran dan menyingkap
kesamaran yang tersembunyi dalam ayat-ayat yang tidak dapat ditafsirkan tanpa
pengetahuan sebab turunNya. Menurut Ibnu
Taimiyah, mengetahui sebab turunnya ayat akan membantu dalam memahami ayat, karena
mengetahui sebab akan mengantarkan pengetahuan kepada musababnya (akibat).
e.
Sebab turunnya
ayat dapat menerangkan tentang kepada siapa ayat itu diturunkan sehingga ayat
tersebut tidak diterapkan kepada orang lain. Karena dorongan permusuhan dan
perselisihan.
2.4 Yang Dianggap Allah Lafazh yang Umum, Bukan Sebab
yang Khusus
Apabila
ayat yang diturunkan sesuai dengan sebab yang umum, atau sesuai dengan sebab
yang khusus, maka yang umum diterapkan pada keumumannya dan yang khusus pada
kekhususannya.
Contoh:
“Mereka
bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: Haid adalah suatu kotoran,
penyakit. Oleh sebab hendaklah kamu menjauhkan diri dari berhubungan seksual
dengan wanita ketika ia haid dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum
mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat
yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS.Al-Baqarah
[2]: 222)
Kata Anas dalam suatu riwayat; Jika
istri orang-orang Yahudi haid, mereka dikeluarkan dari rumah, tidak diberi
makan dan minum, dan di dalam rumah tidak boleh bersama-sama. Lalu Rasulullah
Saw. ditanya tentang haid....” Kemudian kata Rasulullah, “Bersama-samalah
dengan mereka di rumah, dan perbuatlah apa saja kecuali hubungan seksual.”
2.5 Redaksi Asbab An-Nuzul
Bentuk
redaksi yang menerangkan Abab An-Nuzul itu terkadang berupa pernyataan tegas,
jelas mengenai sebab, dan terkadang berupa pernyataan yang mengandung
kemungkinan. Contohnya ia mengatakan, “Telah terjadi peristiwa begini,”atau”
Rasulullah ditanya tentang hal begini, maka turunlah ayat ini.” Dengan
demikian, kedua bentuk di atas merupakan pernyataan yang jelas tentang sebab.
2.6 Beberapa Riwayat Mengenai AsbabAn-Nuzul
Kadang
satu ayat, memiliki beberapa riwayat yang berhubungan dengan Asbab An-Nuzul.
Dalam masalah seperti ini, sikap seorang mufasir kepadanya sebagai berikut:
a.
Apabila semuanya
tidak tegas dalam menunjukkan sebab, maka tidak ada salahnya untuk dipandang
sebagai tafsir dan kandungan ayat.
b.
Jika sebagian
tidak jelas dengan sebagian lain tegas maka yang menjadi pegangan adalah yang
tegas.
c.
Jika semuanya
tegas, maka tidak terlepas dari kemungkinan salah satunya shahih atau semuanya
shahih. Apabila salah satunya shahih sedangkan yang lainnya tidak shahih maka
yang shahihitulahlah yang menjadi pegangangan.
d.
Jika semuanya
shahih, maka dilakukan pertajilan bila mungkin.
e.
Tetapi jika
tidak mungkin dengan pertajilan demikian, maka dipadukan bila mungkin.
f.
Jika tetap tidak
mungkin dengan pilihan demikian, maka dipadukan bila mungkin.
g.
Jika tetep tidak
mungkin dipadukan, maka dipandanglah ayat itu diturunkan beberapa kali dan
berulang.
2.7 Banyak Ayat Satu Sebab
Terkadang
banyak ayat yang turun, sedang sebabnya hanya satu. Dalam hal ini tidak ada
masalah yang cukup penting.
Contohnya:
yang diriwayatkan Said bin Manshur, Abdurrazzaq, At-Tirmidzi, Ibnu Jarir, Ibnu
Mundzir, Ibnu Abi Hatim, Ath-Thabarani dan Al-Hakim mengatakan shahih, dari
Ummu Salamah, ia berkata:
“Wahai
Rasulullah, aku tidak mendengar Allah menyebutkan kaum perempuan sedikit pun
mengenai hijrah. Maka Allah menurunkan: ‘Maka Tuhan mereka memperkenankan
permohonannya (dengan berfirman); Sesungguhnya
Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu,
baik laki-laki atau perempuan; (karena) sebagian kamu adalah turunan dari
sebagian yang lain...(QS.Ali-Imran [3]:195)
2.8 Ayat Lebih Dahulu Turun Daripada Hukumnya
Dalam
Al-Burhan, Az-Zarkasyi menulis satu
pembahasan yang berhubungan dengan asbab an-nuzul, tajuknya “Penurunan ayat
lebih dahulu daripada hukumnya.”
Contohnya: “Sesungguhnya
beruntunglah orang yang membersihkan diri.” (QS.Al-A’la[ 87]: 14)
Dan ayat ini
dijadikan dalil untuk zakat fitrah.
2.9 Beberapa Ayat Turun Berkaitan Dengan Satu Orang
Terkadang
seorang sahabat mengalami beberapa kali peristiwa. Alquran juga demikian, turun
mengiringi setiap peristiwa. Ia banyak turun sesuai dengan banyaknya peristiwa
yang terjadi. Contohnya: apa yang diriwayatkan Al-Bukhari dalam kitab “Al-Adab
Al-Mufrad” tentang berbakti kepada orang tua. Dari Sa’ad bin Abi Waqqash,
ia berkata, “Ada empat ayat Alquran berkenaan denganku.
1.
Ketika ibuku
bersumpah bahwa tidak akan makan dan minum sebelum aku meningalkan Muhammad,
lalu Allah menurunkan ayat, “Dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang kamu tidak ada pengetahuan tentang itu,
maka janganlah kamu menngikuti keduanya dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik” (QS.Luqman [31]:15)
2.
Ketika aku
mengambil sebuah pedang dan mengaguminya, maka aku berkata kepada Rasulullah,
“Wahai Rassulullah, berikanlah kepadaku pedang ini. Maka turunlah ayat; “ Mereka
bertanya kepadamu tentang pembagian harta rampasan perang.”
(QS.Al-Anfal[8]: 1)
3.
Ketika aku
sedang sakit, Rasulullah mengunjungi, aku bertanya kepada beliau, ‘Wahai
Rasulullah,aku ingin membagikan hartaku, bolehkah aku mewasiatkan separuhnya?’
Beliau menjawab, “Tidak boleh.’ Aku bertanya, ‘Bagaimana kalau sepertiga?’
Rasulullah diam. Maka wasiat dengan sepertiga harta itu diperbolehkan.
4.
Ketika aku sedang meminum khamr (minuman
keras) bersama kaum Anshar, seorang dari mereka memukul hidungku dengan tulang
rahang onta. Lalu akku datang kepada Rasululah, maka Allah Azza wa Jalla
menurunkan larangan minum khamar.”
2.10 Faedah Mengetahui Asbab An-Nuzul Dalam Medan
Pendidikan Dan Pengajaran.
Banyak manfaat yang kita dapat ketika mempelajari,
memahami Asbab An-Nuzul, salah satunya adalah dalam medan pendidikan dan
pengajaran. Karena di dalamnya terdapat unsur-unsur kisah yang menarik.
Kisah-kisahnya dapat membangkitkan perhatian, menarik minat, memusatkan potensi
intelektual dan menyiapkan jiwa anak didik untuk menerima pelajaran, serta
mendorong mereka untuk mendengarkan dan memperhatikannya. Para pendidik dalam
memberikan bimbingan perlu memanfaatkan konteks Asbab An-Nuzul dalam memberikan
rangsangan kepada peserta didik yang tengah belajar dan masyarakat umum yang
dibimbing. Cara demikian merupakan cara paling bermanfaat dan efektif untuk
mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan tersebut.
2.11 Korelasi Antara Ayat dengan Ayat, Surat dengan Surat
Sebagian mufasir telah menaruh perhatian besar untuk
menjelaskan korelasi antara kalimat dengan kalimat, ayat dengan ayat, surat
dengan surat, dan mereka telah menumpulkan segi-segi kesesuain yang cermat.
Setiap ayat mempunyai aspek hubungan dengan ayat sebelumnya dalam arti hubungan
yang menyatukan. seperti perbandingan atau pengimbangan antara sifat orang
musyrik, antara ancaman dengan janji untuk mereka, penyebutan ayat-ayat
Rahmatsesudah ayat-ayat adzab, ayat-ayat berisi anjuran sesudah ayat-ayat
berisi ancaman,ayat-ayat tauhid dan kemahasucian Tuhan sesudah ayat-ayat
tentang alam
Munasabah secara bahasa berarti kedekatan/kesesuaian
maksudnya adalah sisi-sisi korelasi antara satu kalimat dengan kalimat lain
dalam satu ayat,antara satu ayat dengan ayat yang lain, atau antara surat dengan
surat yang lainnya.
Contohnya: “Segala
puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan mengadakangelapp dan
terang.” (QS.Al-An’am [6]: 1)
Ini sesuai dengan penutup surat Al-Maidah yang
menerangkan keputusan diantara para hamba berikut balasannya, “Jika Engkau
menyiksa mereka, sesungguhnya mereka adalah hamba-hambaMu; dan jika Engkau
mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkas dan Maha Bijaksana...(QS.Al-Maa’idah
[5]: 181-120)
Begitu juga hubungan antar surat Li ilafi Quraisy
dengan surat Al-Fil. Ini karena kebiasaan “tentara gajah” mengakibatkan
orang Quraisy dapat mengadakan perjalan
pada musim dingin dan musim panas, sehingga Al-Akhfasy menyatakan bahwa
hubungan antara kedua surat ini termasuk hubungan sebab- akibat seperti dalam
firman Allah,
“Maka dipungutlah Musa oleh keluarga Fir’aun yang
kemudian menjadi musuh dan duka cita bagi mereka.” (QS.Al-Qashash [28]:
8)
Munasabah juga terjadi antara awal surat dengan
akhir surat. Contohnya: ialah apa yang terdapat dalam surat Al-Qashash. Surat
ini dimulai dengan mencerikan kisah Musa, menjelaskan langkah awal dan
pertolongan yang diperolehnya; kemudian mencerikan tentang tindakannya ketika
ia mendapatkan dua orang laki-laki yang
sedang berkelahi.
Allah mengisahkan doa Musa, “Musa berkata; Ya
Tuhanku, demi nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, aku sekali-sekali
tidak akan menjadi pembela bagi para pendosa.” (QS.Al-Qashash [28]:17)
Kemudian surat itu diakhiri dengan menghibur Rasul
kita Muhammad Saw. bahwa ia akan keluar dari Makkah dan dijanjikan akan kembali
lagi. Serta melarangnya menjadi penolong bagi orang-orang kafir,
“Sesungguhnya yang mewajibkan kepadamu (untuk
membumikan) Alquran, Dia benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali
(kota Makkah). Katakanlah; Tuhanku mengetahui orang yang datang membawa
petunjuk dan orang yang dalam kesesatanyang nyata. Dan kamu tidak pernah
mengharap agar Alquran diturunkan kepadamu, akan tetapi ia (diturunkan) karena
suatu rahmat dari Tuhanmu, oleh sebab itu janganlah sekali-sekali menjadi
penolong bagi orang kafir.”(QS.Al-Qashash [28]: 85-86)
BAB
III
KESIMPULAN
Setelah
kami melihat beberapa uraian di atas dapat kami simpulkan bahwasanya :
a.
Asbabun nuzul sebagai
satu hal yang karenaya Al-Qur’an diturunkan untuk menerangkan status
hukumnya, pada masa hal itu terjadi, baik berupa peristiwa maupun pertanyaan
serta memiliki manfaat di dalamnya
b.
cara turunnya sbabun nuzul itu:
·
pertama ayat turun sebagai
reaksi terhadap pertanyaan yang dikemukakan pada nabi
·
kedua ayat-ayat turun sebagai
permulaan tanpa didahului oleh peristiwa atu pertanyaan.
·
ketiga yang mempunyai sebab
turun itu terbagi menjadui dua kelompok :
a)
ayat-ayat yang sebab turunya
harus diketahui (hukum) karena Asbabun nuzulnya arus diketahui agar penetapan
hukumnya tidak menjadi keliru.
b)
ayat-ayat yang sebab turunya
tidak harus diketahui (ayat yang menyangkut kisah dalam Al-qur’an).
DAFTAR PUSTAKA
Pengantar Studi Ilmu Alquran,
karangan Syaikh Manna Al-Qaththan
|
No comments:
Post a Comment