Wednesday, 21 September 2016

MAKALAH ASBAB AN-NUZUL

MAKALAH
ASBAB AN-NUZUL

Diajukan untuk Memenuhi Tugas  Terstruktur
Mata Kuliah               : Mabahits fi Ulumul Qur’an
Dosen Pengampu      : Muslich Marzuki Mahdhor, Lc. M.Ag






Disusun Oleh:
1.     Titi Haryati
2.     Erniwati




SEKOLAH TINGGI ILMU AGAMA ISLAM (STIA)
MADANIAH

2015






KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan hidayah-Nya karena Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini, Shalawat dan Salam kita hanturkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah memimbing kita di jalan yang baik. dan makalah ini penulis buat atas tugas yag diberikan dosen mata kuliah, yang berjudul “ASBAB AN NUZUL”
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih, dan tak lupa penulis juga sadar makalah ini masih banyak kekurangan maka penulis sangat mengharapkan kritikan maupun saran yang sifatnya membangun  untuk kesempurnaan penyusunan nakalah selanjutnya.

Penulis









i
 
 

 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I      PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2  Rumusan Masalah ............................................................................. 1
1.3  Tujuan Penulisan ............................................................................... 2
1.4  Manfaat Penulisan ..................................................................... ....... 2
BAB II    PEMBAHASAN .................................................................................... 3
2.1     Pedoman Mengetahui Asbab An-Nuzul.......................................... 3
2.2     Definisi Asbab An-Nuzul................................................................. 2
2.3     Manfaat Mengetahui Asbab An-Nuzul............................................ 4
2.4     Yang Dianggap Allah Lafazh yang Umum, Bukan Sebab yang Khusus                   4
2.5     Redaksi Asbab An-Nuzul................................................................ 5
2.6     Beberapa Riwayat Mengenai AsbabAn-Nuzul ............................... 5
2.7     Banyak Ayat Satu Sebab ................................................................ 6
2.8     Ayat Lebih Dahulu Turun Daripada Hukumnya ............................. 6
2.9     Beberapa Ayat Turun Berkaitan Dengan Satu Orang ..................... 7
2.10 Faedah Mengetahui Asbab An-Nuzul Dalam Medan Pendidikan Dan Pengajaran               8
2.11 Korelasi Antara Ayat dengan Ayat, Surat dengan Surat ................ 8
BAB III   KESIMPULAN ................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Al-Qur’an adalah mukjizat bagi umat islam yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umat manusia. Al-Qur’an sendiri dalam proses penurunannya mengalami banyak proses yang mana dalam penurunannya itu berangsur-angsur dan bermacam-macam nabi menerimanya. Kita mengenal turunnya Al-Qur’an sebagai tanggal 17 Ramadhan. Maka setiap bulan 17 Ramadhan kita mengenal yang namanya Nuzulul Qur’an yaitu hari turunnya Al-Qur’an.
Mengetahui latar belakang turunnya ayat-ayat Al-Qur’an, akan menimbulkan perspektif dan menambah khazanah perbendaharaan pengetahuan baru. Dengan mengetahui hal tersebut kita akan lebih memahami arti dan makna ayat-ayat itu dan akan menghilangkan keraguan-keraguan dalam menafsirkannya. Dalam penurunan Al-Qur’an terjadi di dua kota yaitu Madinah dan Mekkah. Surat yang turun di Mekkah disebut dengan Makkiyah sedangkan surat yang turun di Madinah disebut dengan surat Madaniyah.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas dapat dirumuskarumusan masalah sebagai berikut :
1.            Apa pedoman mengetahui Asbabun nuzul?
2.            Apa definisi Asbab An-Nuzul?
3.            Apa saja manfaat mengetahui Asbab An-Nuzul?
4.            Apa yang dianggap Allah Lafazh yang umum, bukan Sebab yang Khusus?
5.            Redaksi Asbab An-Nuzul
6.            Beberapa Riwayat mengenai Asbab An-Nuzul
7.            Banyak ayat satu sebab
8.            Ayat lebih dahulu turun daripada hukumnya
9.            Beberapa ayat turun berkaitan dengan satu orang
10.  Faedah mengetahui Asbab An-Nuzul  dalam medan Pendidikan dan Pengajaran
11.        Bagaimana korelasi antara yaat dengan ayat, surat dengan surat?

1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah atau karya tulis ini adalah sebagaimana berikut:
1.                  Untuk mengetahui pengertian dari Asbabun nuzul itu.
2.                  Untuk mengetahui macam-macam dari asbabun nuzul.
3.                  Untuk mengetahui faedah (manfaat) dari mempelajari asbabun nuzul itu.

1.4  Manfaat Penulisan
1.            Memberi pengetahuan baru tentang Asbabun Nuzul.
2.            Memberi pengetahuan untuk mempermudah dalam penafsiran Al-Qur’an
3.            Member pengetahuan baru kepada pembaca perihal Asbabun Nuzul..














BAB II
PEMBAHASAN

1.1  Pedoman Mengetahui Asbab An-Nuzul
Untuk mengetahui asbab an-nuzul secara shahih, kita harus hati-hati, tidak diperbolehkan main akal-akalan dalam asbab an-nuzul Alquran. Karena ulama salaf seperti Muhammad  bin Sirin mengatakan, “Ketika kutanyakan kepada Ubaidah mengenai satu ayat Alquran, dia menjawab; Bertakwalah kepada Allah dan berkatalah benar. Karena orang-orang yang mengetahui mengenai apa Alquran itu diturunkan telah meninggal semua.” (yaitu para sahabat)

1.2  Definisi Asbab An-Nuzul
Setelah dikaji dengan cermat, sebab turunnya suatu ayat itu berkisar pada dua hal :
1.      Jika terjadi suatu peristiwa, maka turunlah ayat Alquran mengenai peristiwa itu. Contohnya: ketika Rasulullah Saw. mulai berdakwah secara terang-terangan, mengumpulkan manusia di bukit Shafa. Hal itu seperti diriwayatkan dari Ibnu Abbas, turun ayat. “Dan peringatkan kerabat-kerabatmu yang terdekat.”
2.      Apabila Rasulullah Saw. ditanya tentang sesuatu hal maka turunlah ayat Alquran menerangkan hukumnya.
Contohnya: ketika Khaulah binti Tsa’labah mengadu kepada Rasulullah Saw. karena terkena zihar  oleh suaminya, Aus  bin Shamit.maka turunlah ayat. Secara singkat definisi Alquran diturunkan, sebagai penjelas terhadap apa yang terjadi, baik berupa peristiwa maupun pertanyaan.




2.3  Manfaat Mengetahui Asbab An-Nuzul
a.       Mengetahui hikmah pemberlakuan suatu hukum, dan perhatian syariat terhadap kemaslahatan umum dalam menghadapi segala peristiwa sebagai rahmat bagi umat.
b.      Memberi batasan hukum yang diturunkan dengan sebab yang terjadi, jika hukum itu dinyatakan dalam bentuk umum. Ini bagi yang berpendapat al- ‘ibrah bikhushush as-sabab la bi ‘umum al-lafzhi (yang menjadi pegangan adalah sebab yang khusus, bukan lafazh yang umum)
c.       Apabila lafazh yang diturunkannya itu bersifat umum dan ada dalil yang menunjukkan pengkhususannya, maka adanya asbab an-nuzul akan membatasi takhshish (pengkhususan) itu hanya terhadap yang selain bentuk sebab. Dan tidak dibenarkan mengeluarkannya (dari cakupan lafazh yang umum itu), karena masuknya bentuk sebab ke dalam lafazh yang umum itu bersifat qath’i (pasti, tidak bisa diubah).  Maka ia tidak bisa dikeluarkan sebagai ijtihad, karena ijtihad itu bersifat zhanni (dugaan). Contoh : (QS. An-Nur [24]: 23-25) ayat initurun berkenaan dengan dengan Aisyah secara khusus, atau bahkan istri-istri Nabi lainnya.
d.      Mengetahui sebab turunya ayat adalah cara terbaik untuk memahami Alquran dan menyingkap kesamaran yang tersembunyi dalam ayat-ayat yang tidak dapat ditafsirkan tanpa pengetahuan sebab turunNya.  Menurut Ibnu Taimiyah, mengetahui sebab turunnya ayat akan membantu dalam memahami ayat, karena mengetahui sebab akan mengantarkan pengetahuan kepada musababnya (akibat).
e.       Sebab turunnya ayat dapat menerangkan tentang kepada siapa ayat itu diturunkan sehingga ayat tersebut tidak diterapkan kepada orang lain. Karena dorongan permusuhan dan perselisihan.

2.4  Yang Dianggap Allah Lafazh yang Umum, Bukan Sebab yang Khusus
Apabila ayat yang diturunkan sesuai dengan sebab yang umum, atau sesuai dengan sebab yang khusus, maka yang umum diterapkan pada keumumannya dan yang khusus pada kekhususannya.
Contoh:
Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: Haid adalah suatu kotoran, penyakit. Oleh sebab hendaklah kamu menjauhkan diri dari berhubungan seksual dengan wanita ketika ia haid dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS.Al-Baqarah [2]: 222)
Kata Anas dalam suatu riwayat; Jika istri orang-orang Yahudi haid, mereka dikeluarkan dari rumah, tidak diberi makan dan minum, dan di dalam rumah tidak boleh bersama-sama. Lalu Rasulullah Saw. ditanya tentang haid....” Kemudian kata Rasulullah, “Bersama-samalah dengan mereka di rumah, dan perbuatlah apa saja kecuali hubungan seksual.”

2.5  Redaksi Asbab An-Nuzul
Bentuk redaksi yang menerangkan Abab An-Nuzul itu terkadang berupa pernyataan tegas, jelas mengenai sebab, dan terkadang berupa pernyataan yang mengandung kemungkinan. Contohnya ia mengatakan, “Telah terjadi peristiwa begini,”atau” Rasulullah ditanya tentang hal begini, maka turunlah ayat ini.” Dengan demikian, kedua bentuk di atas merupakan pernyataan yang jelas tentang sebab.

2.6  Beberapa Riwayat Mengenai AsbabAn-Nuzul
Kadang satu ayat, memiliki beberapa riwayat yang berhubungan dengan Asbab An-Nuzul. Dalam masalah seperti ini, sikap seorang mufasir kepadanya sebagai berikut:
a.       Apabila semuanya tidak tegas dalam menunjukkan sebab, maka tidak ada salahnya untuk dipandang sebagai tafsir dan kandungan ayat.
b.      Jika sebagian tidak jelas dengan sebagian lain tegas maka yang menjadi pegangan adalah yang tegas.
c.       Jika semuanya tegas, maka tidak terlepas dari kemungkinan salah satunya shahih atau semuanya shahih. Apabila salah satunya shahih sedangkan yang lainnya tidak shahih maka yang shahihitulahlah yang menjadi pegangangan.
d.      Jika semuanya shahih, maka dilakukan pertajilan bila mungkin.
e.       Tetapi jika tidak mungkin dengan pertajilan demikian, maka dipadukan bila mungkin.
f.       Jika tetap tidak mungkin dengan pilihan demikian, maka dipadukan bila mungkin.
g.      Jika tetep tidak mungkin dipadukan, maka dipandanglah ayat itu diturunkan beberapa kali dan berulang.

2.7  Banyak Ayat Satu Sebab
Terkadang banyak ayat yang turun, sedang sebabnya hanya satu. Dalam hal ini tidak ada masalah yang cukup penting.
Contohnya: yang diriwayatkan Said bin Manshur, Abdurrazzaq, At-Tirmidzi, Ibnu Jarir, Ibnu Mundzir, Ibnu Abi Hatim, Ath-Thabarani dan Al-Hakim mengatakan shahih, dari Ummu Salamah, ia berkata:
“Wahai Rasulullah, aku tidak mendengar Allah menyebutkan kaum perempuan sedikit pun mengenai hijrah. Maka Allah menurunkan: ‘Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman); Sesungguhnya  Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan; (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain...(QS.Ali-Imran [3]:195)

2.8  Ayat Lebih Dahulu Turun Daripada Hukumnya
Dalam Al-Burhan, Az-Zarkasyi  menulis satu pembahasan yang berhubungan dengan asbab an-nuzul, tajuknya “Penurunan ayat lebih dahulu daripada hukumnya.”
Contohnya: “Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri.” (QS.Al-A’la[ 87]: 14)
Dan ayat ini dijadikan dalil untuk zakat fitrah.

2.9  Beberapa Ayat Turun Berkaitan Dengan Satu Orang
Terkadang seorang sahabat mengalami beberapa kali peristiwa. Alquran juga demikian, turun mengiringi setiap peristiwa. Ia banyak turun sesuai dengan banyaknya peristiwa yang terjadi. Contohnya: apa yang diriwayatkan Al-Bukhari dalam kitab “Al-Adab Al-Mufrad” tentang berbakti kepada orang tua. Dari Sa’ad bin Abi Waqqash, ia berkata, “Ada empat ayat Alquran berkenaan denganku.
1.      Ketika ibuku bersumpah bahwa tidak akan makan dan minum sebelum aku meningalkan Muhammad, lalu Allah menurunkan ayat, “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang kamu tidak ada pengetahuan tentang itu, maka janganlah kamu menngikuti keduanya dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik” (QS.Luqman [31]:15)
2.      Ketika aku mengambil sebuah pedang dan mengaguminya, maka aku berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rassulullah, berikanlah kepadaku pedang ini. Maka turunlah ayat; “ Mereka bertanya kepadamu tentang pembagian harta rampasan perang.”
 (QS.Al-Anfal[8]: 1)
3.      Ketika aku sedang sakit, Rasulullah mengunjungi, aku bertanya kepada beliau, ‘Wahai Rasulullah,aku ingin membagikan hartaku, bolehkah aku mewasiatkan separuhnya?’ Beliau menjawab, “Tidak boleh.’ Aku bertanya, ‘Bagaimana kalau sepertiga?’ Rasulullah diam. Maka wasiat dengan sepertiga harta itu diperbolehkan.
4.       Ketika aku sedang meminum khamr (minuman keras) bersama kaum Anshar, seorang dari mereka memukul hidungku dengan tulang rahang onta. Lalu akku datang kepada Rasululah, maka Allah Azza wa Jalla menurunkan larangan minum khamar.”

2.10     Faedah Mengetahui Asbab An-Nuzul Dalam Medan Pendidikan Dan Pengajaran.
Banyak manfaat yang kita dapat ketika mempelajari, memahami Asbab An-Nuzul, salah satunya adalah dalam medan pendidikan dan pengajaran. Karena di dalamnya terdapat unsur-unsur kisah yang menarik. Kisah-kisahnya dapat membangkitkan perhatian, menarik minat, memusatkan potensi intelektual dan menyiapkan jiwa anak didik untuk menerima pelajaran, serta mendorong mereka untuk mendengarkan dan memperhatikannya. Para pendidik dalam memberikan bimbingan perlu memanfaatkan konteks Asbab An-Nuzul dalam memberikan rangsangan kepada peserta didik yang tengah belajar dan masyarakat umum yang dibimbing. Cara demikian merupakan cara paling bermanfaat dan efektif untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan tersebut.

2.11     Korelasi Antara Ayat dengan Ayat, Surat dengan Surat
Sebagian mufasir telah menaruh perhatian besar untuk menjelaskan korelasi antara kalimat dengan kalimat, ayat dengan ayat, surat dengan surat, dan mereka telah menumpulkan segi-segi kesesuain yang cermat. Setiap ayat mempunyai aspek hubungan dengan ayat sebelumnya dalam arti hubungan yang menyatukan. seperti perbandingan atau pengimbangan antara sifat orang musyrik, antara ancaman dengan janji untuk mereka, penyebutan ayat-ayat Rahmatsesudah ayat-ayat adzab, ayat-ayat berisi anjuran sesudah ayat-ayat berisi ancaman,ayat-ayat tauhid dan kemahasucian Tuhan sesudah ayat-ayat tentang alam
Munasabah secara bahasa berarti kedekatan/kesesuaian maksudnya adalah sisi-sisi korelasi antara satu kalimat dengan kalimat lain dalam satu ayat,antara satu ayat dengan ayat yang lain, atau antara surat dengan surat yang lainnya.
Contohnya:  “Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan mengadakangelapp dan terang.” (QS.Al-An’am [6]: 1)
Ini sesuai dengan penutup surat Al-Maidah yang menerangkan keputusan diantara para hamba berikut balasannya, “Jika Engkau menyiksa mereka, sesungguhnya mereka adalah hamba-hambaMu; dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkas dan Maha Bijaksana...(QS.Al-Maa’idah [5]: 181-120)
Begitu juga hubungan antar surat Li ilafi Quraisy dengan surat Al-Fil. Ini karena kebiasaan “tentara gajah” mengakibatkan orang Quraisy  dapat mengadakan perjalan pada musim dingin dan musim panas, sehingga Al-Akhfasy menyatakan bahwa hubungan antara kedua surat ini termasuk hubungan sebab- akibat seperti dalam firman Allah,
Maka dipungutlah Musa oleh keluarga Fir’aun yang kemudian menjadi musuh dan duka cita bagi mereka.” (QS.Al-Qashash [28]: 8)
Munasabah juga terjadi antara awal surat dengan akhir surat. Contohnya: ialah apa yang terdapat dalam surat Al-Qashash. Surat ini dimulai dengan mencerikan kisah Musa, menjelaskan langkah awal dan pertolongan yang diperolehnya; kemudian mencerikan tentang tindakannya ketika ia mendapatkan dua orang laki-laki  yang sedang berkelahi.
Allah mengisahkan doa Musa, “Musa berkata; Ya Tuhanku, demi nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, aku sekali-sekali tidak akan menjadi pembela bagi para pendosa.” (QS.Al-Qashash [28]:17)
Kemudian surat itu diakhiri dengan menghibur Rasul kita Muhammad Saw. bahwa ia akan keluar dari Makkah dan dijanjikan akan kembali lagi. Serta melarangnya menjadi penolong bagi orang-orang kafir,
Sesungguhnya yang mewajibkan kepadamu (untuk membumikan) Alquran, Dia benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali (kota Makkah). Katakanlah; Tuhanku mengetahui orang yang datang membawa petunjuk dan orang yang dalam kesesatanyang nyata. Dan kamu tidak pernah mengharap agar Alquran diturunkan kepadamu, akan tetapi ia (diturunkan) karena suatu rahmat dari Tuhanmu, oleh sebab itu janganlah sekali-sekali menjadi penolong bagi orang kafir.”(QS.Al-Qashash [28]: 85-86)
BAB III
KESIMPULAN

Setelah kami  melihat beberapa uraian di atas dapat kami simpulkan bahwasanya :
a.       Asbabun nuzul  sebagai satu hal yang  karenaya Al-Qur’an diturunkan untuk menerangkan status hukumnya, pada masa hal itu terjadi, baik berupa peristiwa maupun pertanyaan serta memiliki manfaat di  dalamnya
b.      cara turunnya sbabun nuzul itu:
·          pertama ayat turun sebagai reaksi terhadap pertanyaan yang dikemukakan pada nabi
·          kedua ayat-ayat turun sebagai permulaan tanpa didahului oleh peristiwa atu pertanyaan.
·          ketiga yang mempunyai sebab turun itu terbagi menjadui dua kelompok :
a)      ayat-ayat yang sebab turunya harus diketahui (hukum) karena Asbabun nuzulnya arus diketahui agar penetapan hukumnya tidak menjadi keliru.
b)      ayat-ayat yang sebab turunya tidak harus diketahui (ayat  yang menyangkut kisah dalam Al-qur’an).












 DAFTAR PUSTAKA

Pengantar Studi Ilmu Alquran, karangan Syaikh Manna Al-Qaththan

ii
 

No comments:

Post a Comment

makalah tentang gua sunyaragi

TUGAS PAI "GUA SUNYARAGI" Disusun Oleh :  .................................... .................................. ...