ADAB BERJALAN
1.
Mendahulukan kaki yang kanan
saat keluar dari rumah, dengan membaca doa keluar rumah. Hendaknya kita
berjalan karena ada manfaat untuk diri kita maupun orang lain, jangan kita
melangkah karena akan melakukan maksiat atau mencelakakan orang lain.
2. Hendaknya kita berjalan dengan tidak terlalu cepat
tidak pula terlalu lambat Tidak
apa2 kita berjalan cepat apabila memang ada keperluan.
3. Hendaknya jangan berjalan dengan satu sandal atau satu sepatu. angan
menghentak2kan tanah dengan kaki kita atau dengan sandal kita jangan pula kita
lenggang lenggong ke kanan ke kiri
4. Jangan menengak nengok selain ada keperluan, atau bergerak2 yang tidak
pantas terlebih apabila gerakannya menyerupai gerakan wanita, dan sunguh
Rasul saw telah melaknat orang laki2 yang menyerupai wanita.
1. Jangan kita dengan sengaja melihat jendela atau pintu orang lain,
jangan melihat wanita lain, karena melihat mereka adalah haram, karena
sesungguhnya melihat wajah wanita lain menimbulkan syahwat di dalam hati, dan
bisa mendatangkan pikiran2 kotor kemudian mengarah ke zina, dan zina adalah
termasuk dosa besar
2. Jangan pula kita berjalan di antara dua orang , karena ada hadits yang
melarang hal demikian, dikuatirkan seorang laki2 menyentuh wanita yang bukan
muhrim atau melihatnya.
5. Apabila kita melihat ada orang yang berselisih maka adabnya kita
mendamaikan mereka apabila kita mampu,
6. Hendaknya kita mengucapkan salam kepada orang yang
kita temui meskipun kita tidak mengenalnya. Apabila kita berjalan bersama orang
yang lebih tua dari kita maka hendaknya beliau ada di samping kanan kita dan
kita sedikit berjalan lebih lambat. Jangan kita suka ada orang yang berjalan di
belakang kita dan juga kita jangan benci ada orang lain berjalan di depan kita
karena sesungguhnya hal demikian itu akhlaknya orang sombong.
7. Jangan makan saat kita berjalan, atau meninggikan
suara kita, atau mencibir dengan mulut kita atau melihat sesuatu yang tidak
berguna , atau menyakiti orang yang sedang lewat, maka semuat itu bertentangan
dengan adab berjalan. Apabila kita bertemu dengan teman kita maka jangan kita
sembrono padanya, jangan membuat dia berhenti kecuali ada perlu. Apabila kita
bertemu dengan orang lemah maka bantulah ia, atau orang yang tersesat maka
tunjukkanlah jalan padanya, atau orang yang buta maka beritahukanlah padanya
jalannya atau kita tuntun ke tempat tujuannya. Apabila kita ingin menyeberang
jalan ke arah lain maka jangan terburu, lihat ke kanan dan ke kiri terlebih
dahulu agar kita selamat dari bahaya.
ADAB
DUDUK
1.
Duduklah dengan bagus. Duduklah dengan lurus dan
tenang. Dan janganlah kamu membelokkan kepala atau badan kamu, atau
menjuluirkan kakimu ke depan, dan janganlah kamu menekuk-nekuk jari tangan dan
kakimu (Ben muni jethut), dan jangan memotong kuku di depan orang banyak. Dan
jika kamu duduk di atas kursi, jangan lah kamu melipat kaki, dengan menaruh
salah satu kakimu di atas kakimu yang lain dan janganlah kamu
menggerak-gerakkannya. Dan jika kamu ingin memanggil seseorang, janganlah kamu
memanggil dengan gerakan jari atau kepalamu, tetapi panggillah dia dengan
suaramu yang pelan dan sopan, dan janganlah kamu bercanda dengan canda yang
tidak patut, atau tertawa tanpa sebab, atau memperbanyak bercanda dan tertawa. Dan jangan lah
kamu berbicara dengan suara keras, atau mengumpat, menjelek-jelekkan dan
menyebar aib orang lain. Sebagaimana sabda Nabi ” Almujalisu bil amanah”. Dan
janganlah kamu berbohong untuk membuat orang lain tertawa. Nabi bersabda ”
Celakalah orang yang bercerita dengan cerita bohong untuk membuat orang-orang
tertawa, celakalah dia, celakalah dia.”
2.
Dan jagalah sikap kamu ketika duduk.
Jika kamu berada di majlis yang tenang dan gembira, maka
gaulilah mereka dengan tenang dan gembira. Dan jika kamu berada di majlis yang
sedang sedih, maka tunjukkanlah rasa belasungkawa kamu. Dan janganlah kamu
tertawa di majlis yang sedih, atau bersedih di majlis yang sedang gembira. Dan berilah tempat bagi mereka yang
mau duduk. Dan bergaullah dengan teman dudukmu dengan sikap yang baik, murah
senyum dan memperhatikan apa yang dia bicarakan. Jangan mengganggu mereka,
tetapi mulyakanlah semua yang ada di majlis itu, terutama kepada orangtuamu,
gurumu dan semua orang yang lebih tua dari kamu. Maka berdirilah ketika mereka
datang, berilah mereka tempat di depan dan kamu mengmbil tempat agak belakang.
3.
Dan ketika kamu masuk ke suatu majlis, maka ucapkanlah
salam dan kemudian menyalami orang yang ada di dalam majlis itu satu persatu.
Dan mulailah dari sisi kanan. Dan apabila kamu hendak keluar ucapkan salam
juga.
4.
Dan jangan sekali-kali kamu mengambil tempat duduk
orang lain, dan menyuruh orang itu pindah ke tempat lain, karena itu adalah
haram. Ketika ada salah seorang berdiri dari tempatnya, dan kamu duduk di
tempatnya, kemudian orang itu kembali untuk duduk di tempat itu lagi, maka
berikanlah tempat itu padanya, karena dia lebih berhak untuk duduk di situ.
5.
Dan janganlah kamu memisahkan dua orang yang sedang
berbicara, dengan duduk diantara keduanya, kecuali mendapatkan izin dari
mereka.
6.
Apabila majlis telah penuh, maka janganlah kamu
memaksakan diri untuk masuk ke dalam majlis itu, kecuali kalau kamu melihat ada
tempat yang masih kosong di dalamnya.
7.
Dan janganlah kamu duduk di tengah-tengah majlis,
karena orang yang duduk di tengah majlis itu dilaknat. Karena kalau kita duduk
di tengah-tengah, tentu ada salah satu dari mereka yang kita belakangi, dan itu
bisa menyakitkan hati orang itu.
8.
Usahakanlah untuk duduk menghadap qiblat. Karena
sebaik-baik majlis adalah yang menghadap qiblat.
9.
Pilihlah majlis yang baik, yang bermanfaat untuk
urusan agamamu dan duniamu. Dan jauhilah majlis yang jelek, majlis yang di
dalamnya hanya bersenda gurau dan tidak mengingatkan kita pada Allah. Karena
kalau kita berada di majlis itu, kita diibaratkan seperti bangkai himar, dan
kelak di akhirat nanti akan merugi.
10. Dan jauhilah majlis yang di
dalamnya teradapat perbuatan-perbuatan munkar. Seperti majlis yang disitu
dimainkan alat musik gitar atau disediakan minuman keras. Dan apabila kamu
tidak menemukan majlis yang baik, maka sendirian itu lebih baik untukmu.
11. Dan janganlah kamu bergabung
dengan orang-orang yang sedang membicarakan sesuatu yang rahasia. Karena nanti
kita justeru akan cenderung untuk berusaha mendengarkan dan ingin mengetahui
rahasia mereka, sedangkan mereka pasti tidak menginginkan hal itu. Jika itu
kita lakukan, maka kelak di akhirat nanti, telinga kita akan di masuki timah
yang telah dipanaskan.
12. Dan ketika kamu masuk suatu
majlis, pilihlah tempat duduk yang lebih dekat dengan kamu.
13. Ketika kamu hendak duduk di dalam
masjid, maka niatkanlah i’tikaf, agar kita memperolah pahala. Dengan menepati
adab di dalam masjid. Dan jangan lah kamu bercanda di dalam masjid, atau
membuat kegaduhan di dalamnya, sehingga mengganggu orang-orang yang sedang
shalat. Tetapi akan lebih baik jika kamu sibukkan diri dengan membaca Qur’an,
berdzikir atau membaca shalawat. Dan jangan sekali-kali membicarakan urusan
dunia di dalam masjid, apalagi membicarakan hal-hal yang diharamkan. Karena itu
bisa menghapus pahala kita, seperti hewan-hewan yang memakan rerumputan.
14. Janganlah kamu melangkahi bahu
orang-orang yang sudah duduk sebelum kamu, kecuali kamu melihat ada tempat
kosong di shaf depan.
15. Hindarilah kebiasaan-kebiasaan
jelek ketika kamu duduk di dalam suatu majlis. Seperti memasukkan jarimu ke
dalam telingamu, hidungmu atau mulutmu. Atau sibuk membersihkan gigimu. Dan
ketika kamu membuang ingus, buanglah dengan sapu tangan, dan jangan
melakukannya langsung dengan tanganmu, dan dengan suara yang tidak keras. Dan
ketika kamu batuk, maka tutupilah mulutmu dengan sapu tanganmu, agar tidak menular
kepada orang lain. Dan ketika kamu menguap maka tutupilah dengan tangan kirimu
bagian luar.
ADAB KETIKA MAKAN DAN MINUM
1.
Memakan makanan dan minuman yang
halal.Saudariku, hendaknya kita memilih makanan yang halal. Allah Ta’ala telah
memerintahkan kepada kita agar memakan makanan yang halal lagi baik.
Allah Ta’ala telah berfirman,
يَا
أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا
تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
“Hai
para rasul, makanlah yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya
Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mu`minun: 51)
2.
Mendahulukan makan daripada
shalat jika makanan telah dihidangkan.Yang dimaksud dengan telah dihidangkan
yaitu sudah siap disantap. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila
makan malam telah dihidangkan dan shalat telah ditegakkan, maka mulailah dengan
makan malam dan janganlah tergesa-gesa (pergi shalat) sampai makanmu selesai.” (Muttafaqun
‘alaih) Faidahnya supaya hati kita tenang dan tidak memikirkan makanan
ketika shalat. Oleh karena itu, yang menjadi titik ukur adalah tingkat
lapar seseorang. Apabila seseorang sangat lapar dan makanan telah dihidangkan
hendaknya dia makan terlebih dahulu. Namun, hendaknya hal ini jangan sering
dilakukan.
3.
Tidak makan dan minum dengan
menggunakan wadah yang terbuat dari emas dan perak.Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang minum pada bejana
perak sesungguhnya ia mengobarkan api neraka jahanam dalam perutnya.” (HR.
Bukhari dan Muslim) Dalam salah satu riwayat Muslim disebutkan, “Sesungguhnya
orang yang makan atau minum dalam bejana perak dan emas …”
4.
Jangan berlebih-lebihan dan
boros.Sesungguhnya berlebih-lebihan adalah di antara sifat setan dan sangat
dibenci Allah Ta’ala sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Isra`
ayat 26-27 dan Al-A’raf ayat 31. Berlebih-lebihan juga merupakan ciri
orang-orang kafir sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, “Seorang mukmin makan dengan satu lambung, sedangkan orang kafir makan
dengan tujuh lambung.” (HR. Bukhari dan Muslim)
5.
Mencuci tangan sebelum
makan.Walaupun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak
mencontohkan hal ini, namun para salaf (generasi terdahulu
yang shalih) melakukan hal ini. Mencuci tangan berguna untuk menjaga kesehatan
dan menjauhkan diri dari berbagai penyakit.
6.
Jangan menyantap makanan dan
minuman dalam keadaan masih sangat panas ataupun sangat dingin karena hal ini
membahayakan tubuh.Mendinginkan makanan hingga layak disantap akan mendatangkan
berkah berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,“Sesungguhnya
yang demikian itu dapat mendatangkan berkah yang lebih besar.” (HR.
Ahmad)
7.
Tuntunan bagi orang yang makan
tetapi tidak merasa kenyang.Para sahabat radhiyallahu ‘anhum berkata, “Wahai
Rasulullah, sesungguhnya kami makan tetapi tidak merasa kenyang.” Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam menjawab, ”Barangkali kalian makan berpencar
(sendiri-sendiri).” Mereka menjawab, ”Benar.” Beliau kemudian
bersabda, “Berkumpullah kalian atas makanan kalian dan sebutlah nama Allah,
niscaya makanan itu diberkahi untuk kalian.” (HR. Abu Dawud)
8.
Dianjurkan memuji makanan dan
dilarang mencelanya.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak
pernah mencela makanan sama sekali. Apabila beliau menyukainya, maka beliau
memakannya. Dan apabila beliau tidak suka terhadapnya, maka beliau
meninggalkannya. (HR. Muslim)
9.
Membaca tasmiyah
(basmallah) sebelum makan.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian
makan, hendaklah ia membaca ‘Bismillah’ (dengan menyebut nama
Allah). Jika ia lupa membacanya sebelum makan maka ucapkanlah‘Bismillaahi
fii awwalihi wa aakhirihi’ (dengan menyebut nama Allah pada awal dan
akhir -aku makan-)” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)Di antara faedah
membaca basmallah di setiap makan adalah agar setan tidak ikut makan apa yang
kita makan. Suatu ketika Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam sedang
duduk bersama seseorang yang sedang makan. Orang itu belum menyebut nama Allah
hingga makanan yang dia makan itu tinggal sesuap. Ketika dia mengangkat ke
mulutnya, dia mengucapkan, ‘Bismillaahi fii awwalihii wa aakhirihi’. Maka
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa dibuatnya seraya
bersabda, “Masih saja setan makan bersamanya, tetapi ketika dia
menyebut nama Allah maka setan memuntahkan semua yang ada dalam perutnya.” (HR.
Abu Dawud dan An-Nasa`i)
10. Makan
dan minum dengan tangan kanan dan dilarang dengan tangan kiri.Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian
makan, makanlah dengan tangan kanan dan minumlah dengan tangan kanan,
karena sesungguhnya setan makan dan minum dengan tangan kirinya.” (HR.
Muslim)Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam mendoakan
keburukan bagi orang yang tidak mau makan dengan tangan kanannya. Seseorang
makan di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam dengan
tangan kirinya, maka beliau bersabda, “Makanlah dengan tangan kananmu.” Orang
itu menjawab, “Saya tidak bisa.” Beliau bersabda, “Semoga
kamu tidak bisa!” Orang tersebut tidak mau makan dengan tangan kanan
hanya karena sombong. Akhirnya dia benar-benar tidak bisa mengangkat tangan
kanannya ke mulutnya. (HR. Muslim)
11. Makan
mulai dari makanan yang terdekat.Umar Ibnu Abi Salamah radhiyallahu’anhuma berkata, “Saya
dulu adalah seorang bocah kecil yang ada dalam bimbingan (asuhan) Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tangan saya (kalau makan) menjelajah semua
bagian nampan. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam menegur saya,
‘Wahai bocah bacalah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari
yang terdekat denganmu.’ Maka demikian seterusnya cara makan saya setelah itu.” (HR.
Bukhari dan Muslim)Hadits ini sekaligus sebagai penguat dari kedua adab makan
sebelumnya dan menjelaskan bagaimana cara menasihati anak tentang adab-adab
makan. Lihatlah bahwa nasihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam sangat
dipatuhi oleh Umar Ibnu Abi Salamah pada perkataan beliau, “ … demikian
seterusnya cara makan saya setelah itu.“
12. Memungut
makanan yang jatuh, membersihkannya, kemudian memakannya. Hal ini berdasarkan
sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika salah satu dari kalian
makan lalu makanan tersebut jatuh, maka hendaklah ia memungutnya dan membuang
kotorannya kemudian memakannya. Jangan ia biarkan makanan itu untuk
setan.” (HR. At-Tirmidzi) Sungguh betapa mulianya agama ini,
sampai-sampai sesuap nasi yang jatuh pun sangat dianjurkan untuk dimakan. Hal
ini merupakan salah satu bentuk syukur atas makanan yang telah Allah Ta’alaberikan
dan bentuk kepedulian kita terhadap fakir miskin.
13. Makan
dengan tiga jari (yaitu dengan ibu jari, telunjuk, dan jari tengah) kemudian
menjilati jari dan wadah makan selesai makan.Ka’ab bin Malik radhiyallahu
’anhu berkata, “Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam makan dengan tiga jarinya. Apabila beliau telah selesai makan, beliau
menjilatinya.” (HR. Muslim) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian selesai makan, maka
janganlah ia mengusap jari-jarinya hingga ia membersihkannya dengan mulutnya
(menjilatinya) atau menjilatkannya pada orang lain.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Maksudnya
yaitu menjilatkan pada orang lain yang tidak merasa jijik dengannya, misalnya
anaknya saat menyuapinya, atau suaminya.
14. Cara
duduk untuk makanRasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Aku
tidak makan dengan bersandar.” (HR. Bukhari) Maksudnya adalah
duduk yang serius untuk makan. Adapun hadits yang menyatakan bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam saat makan duduk dengan menduduki salah satu kaki
dan menegakkan kaki yang lain adalah dhaif (lemah). Yang benar
adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk
bersimpuh (seperti duduk sopannya seorang perempuan dalam tradisi Jawa) saat
makan.
15. Apabila
lalat terjatuh dalam minuman. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Apabila lalat jatuh pada minuman salah seorang dari kalian maka hendaklah
ia mencelupkan lalat tersebut kemudian barulah ia buang, sebab di salah
satu sayapnya ada penyakit dan di sayap yang lain terdapat penawarnya.” (HR.
Bukhari)
16. Bersyukur
kepada Allah Ta’ala setelah makanTerdapat banyak cara
bersyukur atas kenikmatan yang Allah Ta’ala berikan kepada
kita, salah satunya dengan lisan kita selalu memuji Allah Ta’ala setelah
makan (berdoa setelah makan). Salah satu doa setelah makan yaitu,“alhamdulillaahi
hamdan katsiiran thayyiban mubaarakan fiihi ghaira makfiyyin walaa muwadda’in
walaa mustaghnan ‘anhu rabbanaa.”(Segala puji bagi Allah dengan
puja-puji yang banyak dan penuh berkah, meski bukanlah puja-puji yang memadai
dan mencukupi dan meski tidak dibutuhkan oleh Rabb kita.”) (HR.
Bukhari)
17. Buruknya
makan sambil berdiri dan boleh minum sambil berdiri, tetapi yang lebih utama
sambil duduk. Dari Amir Ibn Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya radhiyallahu
’anhum, dia berkata, “Saya melihat Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam minum sambil berdiri dan sambil duduk.” (HR.
Tirmidzi, hadits hasan shahih)Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang
seorang laki-laki minum sambil berdiri. Qatadah radhiyallahu
‘anhu berkata, “Kami bertanya kepada Anas, ‘Kalau makan?’ Dia
menjawab, ‘Itu lebih buruk -atau lebih jelek lagi-.’” (HR.
Muslim)
18. Minum
tiga kali tegukan seraya mengambil nafas di luar gelas. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam minum sebanyak tiga kali, menyebut nama Allah di
awalnya dan memuji Allah di akhirnya. (HR.Ibnu As-Sunni dalam ‘Amalul
Yaumi wallailah (472))Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam minum,
beliau bernafas tiga kali. Beliau bersabda, “Cara seperti itu lebih
segar, lebih nikmat dan lebih mengenyangkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bernafas
dalam gelas dilarang oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam
sabdanya, “Apabila salah seorang dari kalian minum, janganlah ia
bernafas di dalam gelas.”(HR. Bukhari)
19. Berdoa
sebelum minum susu dan berkumur-kumur sesudahnya. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika minum susu maka ucapkanlah,
‘Allahumma barik lana fihi wa zidna minhu’ (Ya Allah berkahilah kami
pada susu ini dan tambahkanlah untuk kami lebih dari itu) karena tidak ada
makanan dan minuman yang setara dengan susu.” (HR. Al-Baihaqi
dalam Syu’abul Iman (5957), dinilai hasan oleh Al-Albani
dalam Shahih al-Jami’(381))Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Apabila kalian minum susu maka
berkumur-kumurlah, karena sesungguhnya susu meninggalkan rasa masam pada
mulut.” (HR. Ibnu Majah (499))
20. Dianjurkan
bicara saat makan, tidak diam dan tenang menikmati makanan seperti halnya
orang-orang Yahudi.Ishaq bin Ibrahim berkata, “Pernah suatu saat aku makan
dengan Abu ‘Abdillah (Imam Ahmad) dan sahabatnya. Kami semua diam dan beliau
(Imam Ahmad) saat makan berkata, ‘Alhamdulillah wa bismillah’,kemudian
beliau berkata, ‘Makan sambil memuji Allah Ta’ala adalah lebih
baik dari pada makan sambil diam.’”
No comments:
Post a Comment