MAKALAH
SKI ( SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM )
Tokoh
Ilmuwan Muslim Pada Masa
Dinasti
Al-Ayyubiyah
Disusun
Oleh :
1. Abdullah
Faqih
2. Cahya
Adi Nugraha
3. Nur
Rehan
4. Rian
Saripudin
5. Yadi
Karyadi
MTs.
AL-MU’AWANAH SUSUKANLEBAK
Jalan
Raya Susukanlebak
Kec. Susukanlebak
Kabupaten Cirebon
TOKOH ILMUAN MUSLIM
PADA MASA DINASTI AYUBIYAH
Pada masa Dinasty Fatimiyah Al-Azhar masih berbentuk mesjid, tapi ssetelah
Salahuddin berkuasa Al-Azhar berubah menjadi Universitas Al-Azhar yang berubah
menjadi media penyebaran berbagai ilmu pengetahuan dengan memperluas Mazhab
Sunni. Perkembangan ilmu pengetahuan di tandai dengan datangnya para
ulama-ulama yang termahsyur untuk mengajar di Al-Azhar, diantaranya :
1. Abdullah Latif
Al-Bagdadi, ahli mantik dan bayan.
2. Syekh Abul
Qasim al Manfalubi, ahli Fiqih.
3. Syamsuddin
Khalikan, ahli Sejarah.
4. Abu Abdullah al
Quda’i, ahli Fiqih, Hadits dan Sejarah.
5. Al Hufi, Ahli
Bahasa.
6. Abu Abdullah
Muhammad bin Barakat, ahli Nahu.
7. Hasan bin
Khatir al Farisyi, ahli Fiqih Dan Tafsir.
Beberapa karya
tulis yang terkenal dari Abdullah al Quda’i, yaitu :
1. Asy-Syihab (
bintang ).
2. Sinadus Shihah,
perawi hadits-hadist Sahih.
3. Manakib Al
Imami As Syafi’i ( budi pekerti Imam Syafi’i ).
4. Anba Al Anbiya
( cerita para nabi ).
5. U’yun Al Ma’rif
( mata air ilmu pengetahuan )
6. Al Mukhtar
fizzikr al Kutat wal Ashar ( buku tentang sejarah Mesir )
A.
PERKEMBANGAN
DALAM PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN
Bidang Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan salah
satu sektor yang mendapat perhatian besar dari Sultan / Khalifah
Ayyubiyah.Diantara usaha-usaha yang dilakukan Khalifah Ayyubiyah untuk memajukan
pendidikan:
1.
Membentuk Departemen Khusus Pendidikan dan
Penerjemahan.
Khalifah
Al-Hakim(1021 M ) Salah seorang Khalifah Fatimiyah yang pernah membentuk
lembaga Darul Hikam pada masanya.Ketika Dinasti Ayyubiyah,Salahuddin Al-Ayyubi
mengubah lembaga tersebut menjadi Departemen Pendidikan dan
Penerjemahan.Departemen tersebut mampu dan berhasil menerjemahkan dari
bahasa asing ke bahasa Arab.
2.
Mengubah Al-azhar.
Al-Azhar
dibangun oleh khalifah Fatimiyah Mu’iz li Dinillah(341-365H/ 952-975M) melalui
panglima Jauhar As-Saghiri membangun Mesjid Al-Azhar pada tahun 363H / 974M.
mesjid tersebut berkembang menjadi lembaga pendidikan sebagai corong pengajaran
paham Syi’ah.
Di samping itu, Al-Azhar juga dijadikan oleh
Dinasti Al-Ayyubiyah untuk mengajarkan ajaran agama dan ajaran Suni ditambah
dengan disiplin ilmu lainnya seperti: fisika, kimia, biologi, dan ilmu hitung.
Dengan perubahan tersebut Al-azhar semakin berkembang dengan pesat. Karena itu
lebih banyak para pelajar muslim yang datang dari berbagai penjuru untuk
menuntut ilmu sampai saat sekarang.
3.
Membangun lembaga-lembag pendidikan di setiap
kota.
Pusat-pusat ilmu pengetahuan terdapat di
berbagai kota seperti Kairo, Damaskus, Hadramaut, dan Yaman. Contoh
lembaga-lembaga tersebut, ialah:
a.
As-Sauhiyah(1239M) , sebagai pusat pengajaran
hukum menurut empat mazhab.
b.
Darul Hadist Al-Kamilah(1222M), sebagai pusat
pengajaran hadist dan ilmu hadist.
Lewat jalur pendidikan ia memperbanyak madrasah
beraliran Suni dan membiayainya untuk mengikis pengaruh Syi’ah yang telah lama
dibangun Dinasti Fatimiyah.
B. PERKEMBANGAN DALAM
BIDANG POLITIK DAN MILITER.
Pada
awal pemerintahan Dinasti Ayyubiyah dari tahun 570H-645H, lebih kurang 75
tahun. Sibuk dalam mempertahankan wilayah kekuasaan dari serangan pasukan
salib. Banyak kemenangan yang diraih oleh Dinasti Ayyubiyah. Keberhasilan dalam
bidang militer ia dan pasukan dapat mengusir tentara salib dari Palestina dan
wilayah islam lainnya. Padahal tentara salib telah bercokol di Palestina selama
lebih kurang 100 tahun, dan mepersatukan tentara-tentara Islam dari berbagai
suku dan bangsa. Dalam peperangan mereka mempunyai strategi dan peralatan yang
canggih seperti; Bahan peledak, senjata api, peluru dan pertarun gan senjata
dengan menunggang kuda serta teknik melatih burung merpati untuk kepentingan
imformasi militer.
Dalam
bidang Politik Dinasti Ayyubiyah membuat berbagai kebijakan dalam membangun
pemerintahan diantaranya:
c.
Mengganti Qadhi-qadhi
(Hakim)Syiah dengan Qadhi-qadhi dengan kalangan ulama sunni.
d.
Mengganti pegawai pemerintahan yang melakukan
korupsi.
e.
Memecat pegawai yang bersengkokol dengan
penjahat dan perampok.
Karena keberhasilannya, Khalifah Al-Mustadi
dari bani Abbasyiyah memberinya gelar Al-Mu’iz Aminil Mukminin.Khalifdah Al-Mustadi
juga memberinya beberapa wilayah kekuasaan Abbasyiyah yang meliputi An-Naubah,
Yaman, Tripoli, Suriah dan Maghrib pada tahun 1175 M. Sejak itu juga ia
dianggap sebagai Sultanul Islam wal muslimin.
C. PERKEMBANGAN
DALAM BIDANG INDUSTRI DAN PERDAGANGAN.
Sejarah Islam mencatat Email atau Enamel glass
merupakan jenis kaca yang paling berharga dalam sejarah Islam.Kaca jenis ini
diproduksi diwilayah yang dikuasai Dinasti Ayyubiyah Mambluk.Mesir dan Sunan
pada abad ke( 13-14 M ) kaca begitu populer yang dihiyasi dengan email
emas.Pada masa itu kaca atau glass email dibuat sebagai hadiah yang bernilai
tinggi,juga digunakan dalam acara tertentu yang terbilang istimewa.Kemajuan
dalam biadang Industri dapat juga dibuktikan dengan dibuatnya kincir oleh orang
Syiria yang lebih canggih dibanding dari pada buatan orang barat,dan juga
terdapat baprik karpek,kain dan gelas.
Dalam bidang Pedagangan bangsa Arab khususnya
Dinasti Ayyubiyah telah menggunakan mata uang koin sebagai alat tukar.Sebagai
mana yang telah dilakukan dunia Islam sejak zaman Bani Umaiyah.
D. PERKEMBANGAN
DALAM BIDANG PERTANIAN.
Pada
masa Dinasti Ayyubiyah berkuasa,dibidang pertanian telah menggunakan sistim
pertanian yang cukup maju.Hal ini disebabkan karena Dinasti Ayyubiyah meneruskan
kekuasan dinasti Islam sebelumnya yang memang telah maju dalam dunia pertanian.
Seperti model irigasi yang praktis, pembangunan, serta serta berbagai temuan
dalam produk pertanian.Yang paling penting adalah ditemukan gula.
E. PERAN AL-AZHAR
SEBAGAI PUSAT PENGEMBANGAN ILMU KEISLAMAN.
Universitas
Al-Azhar berada di Kairo ibukota Mesir. Al-Azhar pertama didirikan berbentuk
Mesjid. Didirikan pada tahun 359H / 970M oleh panglima Dinasti Fatimiyah yang
bernama Jauhar As-Saqili dan diresmikan oleh khalifah Mu’iz Lidinillah pada
tahun 361H / 972M. Sejak itu Mesjid Al-Azhar tidak saja dijadikan sebagai
tempat ibadah shalat, juga dipakai dalam membahas dan mengkaji ilmu
pengetahuan. Ketika dibawah kekuasaan Dinasti Fatimiyah, Al-Azhar bercorakkan
Syiah dan kurang diminati oleh orang Islam dan masyarakat lainnya.
Namun pada saat Mesir jatuh ke tangan Dinasti
Ayyubiyah pada tahun 570H / 1174M dibawah komando Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi,
Universitas Al-Azhar berkembang dengan pesat. Dengan kebijakan menghapus paham
Syiah dan mengubah menjadi paham Suni. Pada saat kota Baghdad diserang oleh
tentara Mongol atau Tar-Tar pada tahun 656H / 1258M, Al-azhar masih tetap
bertahan berkat perlindungan Ayyubiyah. Pada saat bangsa Inggris menjajah Mesir,
pada saat itu Al-azhar banyak mendapat tekanan dan kesulitan. Namun bangsa
Inggris tetap menghargai Al-Azhar sebagai lembaga pendidikan bangsa Islam
Se-dunia.
Pada abad ke 19M, Al-Azhar kembali mengalami
perkembangan ketika seorang tokoh pembaru Islam yang bernama Muhammad Abduh,
yang juga menjadikan Universitas dalam bentuk perguruan yang dapat bersaing
dengan perguruan tinggi lainnya baik didalam maupun diluar negeri. Muhammad
Abduh membuka beberapa fakultas dan jurusan ilmu seperti: filsafat, farmasi,
kedokteran, teknologi, dan lain-lain. Akhirnya sistem pendidikan yang
dikembangkan oleh Al-Azhar, banyak diikuti dan diadopsi oleh berbagai lembaga
pendidikan Islam di belahan Dunia termasuk Indonesia.
Lembaga-lembaga
pendidikan agama di Indonesia hampir seluruhnya mengikuti pola pendidikan
Al-Azhar, seperti tingkat dasar Madrasah Ibtidaiyah (MI), tingkat menengah
(MTs), tingkat menengah atas (MA), hingga ke perguruan tinggi agama Islam
seperti IAIN