CARA MASYARAKAT MEWARISKAN MASA LALU
Guru Pembimbing : Ibnu Ubaidillah, S.Pd.I
Disusun Oleh :
1.
Hafikah
2.
Imaroh
3.
Sutirah
4.
Muhamad
Ihya Ulumudin
5.
Jauhaerudin
6.
Muhaemin
Kelas : X C
YAYASAN TARBIYATUL MUTA’ALIMIN
MA YATAMU PASAWAHAN
TAHUN AJARAN 2016/2017
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehidupan masyarakat Indonesia
sebelum mengenal tulisan disebut juga dengan kehidupam masyarakat Indonesia
zaman prasejarah atau praaksara. Zaman prasejarah berlangsung sejak manusia ada
sampai manusia mengenal tulisan. Zaman ini merupakan suatu zaman yang sangat
panjang dalam sejarah kehidupan manusia.
Manusia yang hidup pada zaman
prasejarah belum mengenal tulisan. Akibatnya, generasi selanjutnya serta para
peneliti tidak mungkin mengharapkan adanya bukti-bukti tertulis mengenai
kehidupan mereka. Mereka hanya meninggalkan benda-benda kebudayaan. Melalui
benda-benda ini para ahli meneliti kehidupan mereka. Para ahli, misalnya
mencoba mengamati secara saksama benda-benda itu dengan cara merekonstruksinya.
Kemudian mereka membuat penafsiran atau perkiraan tentang kehidupan masa itu.
Meski demikian, situasi dan kehidupan macam apa yang sesungguhnya terjadi tetap
tidak tersingkap secara penuh. Namun, bukan berarti bahwa para ahli tidak
memberi sumbangan apa-apa. Bagaimanapun juga, mereka telah berusaha agar hasil
penelitian mereka bisa sedekat mungkin menggambarkan kehidupan manusia pada
masa itu. Benda-benda itulah yang merupakan satu-satunya bukti yang bisa
diteliti.
B. RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimana cara masyarakat mewariskan masa lalu?
2) Bagaimana tradisi sejarah masyarakat Indonesia sebelum
mengenal tulisan?
3) Apa sajakah jejak jejak sejarah Indonesia?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1) Untuk mengetahui cara masyarakat
mewariskan masa lalu.
2) Untuk mengetahui tradisi sejarah
masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan.
3) Untuk mengetahui jejak jejak sejarah
Indonesia.
BAB 2
PEMBAHASAN
Kehidupan masyarakat Indonesia
sebelum mengenal tulisan disebut sebagai masa praaksara atau prasejarah. Karena
belum mengenal tulisan mereka, mereka meninggalkan jejak – jejak sejarah berupa
benda – benda kebudayaan. Cara mewariskan benda- benda tersebut bermacam –
macam dan dapat melalui berbagai cara. Hal tersebut pun diteliti oleh para ahli
sejarah sehingga kita mampu mengetahui kehidupan masa lalu tanpa menggunakan
mesin waktu. Adapun cara – cara masyarakat praaksara mewariskan masa lalu
tersebut adalah sebagai berikut :
1) Melalui Keluarga
Kelompok sosial yang pertama kali
kita kenal adalah keluarga, karena pertama kali yang kita kenal saat lahir ke
dunia adalah keluarga. Demikian juga dengan masyarakat prasejarah, mereka lahir
dan berkembang di lingkungan sosial terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan
saudara – saudaranya. Dari lahir mereka telah diwariskan budaya – budaya masa
lalu yang telah lebih dulu dialami oleh orang tuanya. Ada dua macam budaya yang
diwariskan yaitu budaya materiil dan nonmateriil. Budaya materiil berupa benda
– benda berwujud, misalnya gerabah, senjata dan sebagainya. Sedangkan budaya
nonmateriil adalah berwujud abstrak seperti norma, kebiasaan, bahasa dan
sebagainya. Semua hal tersebut diwariskan dalam proses sosialisasi.
2) Adat Istiadat
Adat istiadat merupakan kebisasaan
yang dilakukan dalam suatu kelompok. Setiap keluarga memiliki adat istiadat
atau kebiasaan. Tradisi dan adat kebiasaan tersebut diwariskan kepada seorang
anak melalui sosialisasi. Sosialisasi tersebut dilakukan secar langsung maupun
tak langsung.
a)
Secara
langsung : mengajarkan secara lisan tentang adat atau kebiasaan.
b)
Secara
tak langsung : dengan memberi contoh tentang perilaku yang dibenarkan.
3) Cerita Dongeng
Dongeng merupakan cerita fiksi (
cerita yang tak benar – benar terjadi ), biasanya tentang kejadian – kejadian
pada masa lampau yang dianggap aneh oleh masyarakat setempat.
4) Melalui Masyarakat
Masyarakat merupakan sekelompok
orang yang mendiami suatu tempat, memiliki kesamaan budaya, identitas dan
berinteraksi dalam suatu hubungan sosial yang berstruktur. Setiap masyarakat
menurunkan atau mewariskan kebudayaannya dengan cara yang bermacam – macam,
namun semua masyarakat mempunyai ciri dan dan komponen yang sama. Ciri dan
komponen tersebut sebagai berikut :
a) Populasi, yaitu manusia yang hidup
bersama dengan karakter genetik dan kependudukan .
b) Memilki kebudayaan, maksudnya
berbagai cipta, karsa dan karya manusia yang berisi beberapa macam sistem
nilai, yaitu teknologi, ekonomi, organisasi, ilmu pengetahuan, kepercayaan,
kesenian dan sistem bahasa.
Cara – cara masyarakat mewariskan
kebudayaan :
1. Adat Istiadat
Tiap – tiap masyarakat memiliki adat
yang berbeda – beda. Adat istiadat dapat menjadi sarana untuk mewariskan masa
lalu kepada generasi penerus, namun informasi tersebut terkadang tak sama
dengan apa yang terjadi sebenarnya. Hal ini disebabkan karena manusia memiliki
akal untuk mengolah apa yang diwariskan oleh generasi terdahulu dan apa yang
dibutuhkan oleh generasi yang bersangkutan. Oleh karena itu, masa lalu tidak
sepenuhnya diambil oleh generasi berikutnya, tetapi hanya menjadi dasar yang
terus dikembangkan dan diperbaharui.
2. Pertunjukan Hiburan
Seorang ahli sejarah berkebangsaan
Belanda, J.L. Brandes meyakini bahwa tradisi wayang telah ada pada masa
praaksara. Pertunjukan wayang ditujunkan untuk mendatangkan roh nenek moyang.
Selain sebagai sarana hiburan, wayang juga bermakna relegius. Dalam pertunjukan
wayang disisipkan petuah – petuah atau petunjuk – petunjuk tentang suatu
kehidupan yang sedang dijalankan dalam masyarakat.
Menurut J.L. Brandes, menjelang
masuknya pengaruh Hindu – Buddha atau menjelang kehidupan masyarakat Indonesia
mengenal tulisan, Indonesia telah memiliki sepuluh pokok kebudayaan asli, yaitu
:
1) Bercocok tanam padi di sawah.
2) Mengenal prinsip dasar permainan
wayang untuk mendatangkan roh nenek moyang.
3) Mengenal seni gamelan yang terbuat
ari perungggu.
4) Pandai membatik.
5) Pola susunan masyarakat macapat.
6) Telah mengenal alat tukar dalam
perdagangan.
7) Membuat barang – barang dari logam,
terutama perunggu.
8) Memiliki kemampuan yang tinggi dalam
pelayaran.
9) Mengenal pengetahuan astronomi.
10) Susunan masyrakat yang teratur.
3. Kepercayaan Masyarakat
Menurut G. Coedes seorang sarjana
Prancis, masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan atau sebelum masuknya
pengaruh Hindu-Buddha telah memiliki sepuluh unsur pokok peradaban sebagai
berikut:
a) Memelihara ternak .
b) Mengenal keterampilan teknik undagi.
c) Mengenal pengetahuan pelayaran di
samudra luas.
d) Sistem kekerabatan matrilineal.
e)
Kepercayaan animisme, dinamisme, dan pemujaan roh leluhur.
f)
Mengenal organisasi pembagian air untuk pertanian.
g)
Kepandaian membuat barang – barang dari tanah liat seperti
gerabah atau tembikar.
h)
Kepercayaan kepada penguasa gunung.
i)
Cara pemakaman pada dolmen atau kubur batu.
j)
Mitologi pertentangan antara dua unsur kosmos.
Kepercayaan yang dianut oleh
masyarakat pada suatu wilayah dapat menjadi slah satu cara masyarakat praaksara
untuk mewariskan masa lalunya. Sebelum masuk pengaruh Hindu – Buddha,
masyarakat Indonesia telah menganut kepercayaan – kepercayaan asli masyarakat
Indo – nenek moyang atau roh leluhur. Pemujaan terhadap roh leluhur menjadi
sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia karena melalui pemujaan itu
masyarakat akan mengenang dan mengingat apa yang pernah dilakukan oleh para
leluhurnya di masa lalu yang kemudian diwarisi.
Sistem Kepercayaan Manusia Purba
pada Masa Praaksara
Seiring dengan perkembangan
kemampuan berfikir, manusia purba mulai mengenal kepercayaan terhadap
kekuatan-kekuatan lain di luar dirinya. Untuk menjalankan kepercayaan yang diyakininya
manusia purba malakukan berbagai upacara dan ritual.
Sistem akepercayaan yang di anut
manusia pada masa prakasara atau masa prasejarah antara lain animisme,
dinamisme, totemisme, dan shamanisme.
a)
Animisme, adalah percaya pada roh nenek moyang maupun
roh-roh lain yang mempengaruhi kehidupan mereka. Upaya yang dilakukan agar
roh-roh tersebut tidak mengganggu adalah dengan memberikan sesaji.
b)
Dinamisme, adalah percaya pada kekuatan alam dan benda-benda
yang memiliki gaib. Manusia purba melakukanya dengan menyembah batu atau pohon
besar, gunung, laut, gua, keris, azimat, dan patung.
c)
Totemisme, adalah percaya pada binatang yang dinganggap suci
dan memiliki kekuatan.
Dalam melakukan upacara
ritual pemujaan manusia purba membutuhkan sarana, dengan membangaun bangaunan
dari batu yang dipahat dengan ukuran yang besar. Masa ini di sebut sebagai
kebudayaan Megalitikum (kebudayaan batu besar)
Bangunan yang di buat pada
masa megalitikum diantaranya.
a)
Menhir, adalah tiang atau tugu batu yang berfungsi sebagai prasasti
dan melambangkan kehormatan arwah nenek moyang,
b)
Dolmen, adalah meja batu untuk meletakkan sesaji.
c)
Peti kubur batu, adalah lempeng batu besar berbentuk kotak
persegi panjang berfungsi sebagai peti jenazah.
d)
Sarkofagus, adalah batu besar yang di pahat berbentuk
mangkuk terdiri dari dua keeping yang ditangkupkan menjadi satu. Berfungsi
sebagai peti jenazah.
e)
Punden berundak, adalah bangunan berupa batu susunan batu
berundak seperti candi. Digunakan untuk upacara pemujaan.
f) Waruga, adalah peti kubur batu berukuran
kecil, berbentuk kubus dan memiliki tutup lempengan batu yang lebar.
BAB 3
PENUTUP
Kehidupan masyarakat Indonesia
sebelum mengenal tulisan disebut sebagai masa praaksara atau prasejarah. Karena
belum mengenal tulisan mereka, mereka meninggalkan jejak-jejak sejarah berupa
benda-benda kebudayaan. Cara mewariskan benda-benda tersebut bermacam-macam dan dapat melalui berbagai cara. Hal tersebut pun diteliti oleh para ahli
sejarah sehingga kita mampu mengetahui kehidupan masa lalu tanpa menggunakan
mesin waktu. Adapun cara-cara masyarakat praaksara mewariskan masa lalu
tersebut adalah sebagai berikut :
Adapun cara – cara masyarakat
praaksara mewariskan masa lalu tersebut adalah sebagai berikut :
1) Melalui Keluarga
2) Adat Istiadat
3) Cerita Dongeng
4) Melalui Masyarakat
Cara-cara masyarakat mewariskan
kebudayaan melalui :
1. Adat Istiadat
2. Pertunjukan Hiburan
3. Kepercayaan Masyarakat
No comments:
Post a Comment